Monday, September 27, 2010

janji untuk seekor kelinci

suatu pagi rara terbangun. berkas cahaya dari pintu kamar yang setengah terbuka menyilaukan matanya. ia kemudian duduk dan menyipitkan matanya untuk memastikan mahluk apa yang dilihatnya.

seekor kelinci!

ia menatap hewan bertelinga panjang itu. hewan itupun balas menatap rara.

spontan rara bangkit dari tempat tidur dan mengejar kelinci yang berwarna abu-abu itu. sang kelinci melompat keluar rumah melalui terali besi. rara masih berusaha menangkap kelinci itu ketika sang pemilik datang. kelinci itupun dibawa pulang, meninggalkan sepotong hati milik rara yang patah.

sepulang aku kerja, rara langsung bereloteh riang tentang kelinci itu. itu tadi kelinci australia, bu, katanya. kelinci jantan. darimana kamu tahu, tanyaku. iya, karena warnanya abu-abu, jawabnya dengan percaya diri.

aku mau kelinci, bu...


ayahnya ikut-ikutan berkomentar supaya ketika kelinci peliharaannya sudah besar, sebaiknya dijadikan sate saja. mulut mungil buah hatiku mengkerut.

diapun berbisik...aku mau pelihara aja, bu. aku gak mau makan daging kelinci. kemarin albert (anaknya tetangga yang namanya sudah jenuh aku mendengarnya) memlihara kelinci, tapi kelincinya mati. tadinya aku pikir, aku juga takut kalau kelinciku mati, tapi sekarang aku sudah benar-benar siap memelihara seekor kelinci. aku janji, bu, kelincinya tidak akan mati.

owh, buah hatiku...
aku terharu sekali dengan pemahamannya tentang memelihara mahluk hidup lain. aku memang pernah mengatakan padanya, supaya tidak sembarangan mengambil hewan untuk dipelihara. eyangnya pernah memberinya sepasang burung. aku katakan, rara terlalu muda untuk memelihara burung. lagipula burung mahluk bebas dan gampang sekali mati. benar saja, tidak lama kedua burung itu "terbang" ke si empunya hidup. aku marah. rara kemudian aku ingatkan bahwa kalau kita tidak berhati-hati merawat hewan peliharaan bisaberakibat kematian pada hewan itu. kematian, mahluk apapun itu adalah hal yang patut disesalkan.

sejak itulah mungkin rara sangat berhati-hati memutuskan akan memelihara apa. dia sempat beberapa kali minta dibelikan kura-kura. tapi setelah aku jelaskan bahwa kura-kura gampang mati, dia mengurungkan niatnya. dia juga pernah minta seekor anjing. tapi ketika aku katakan bahwa dia semestinya konsentrasi memelihara si jambrong tua, dia keberatan. rara menginginkan seekor anak anjing.

anak-anak selalu berpikir anak anjing akan selamanya menjadi anak anjing. anak anjing suatu saat akan menjadi seekor anjing. bulunya menjadi kaku. tubuhnya juga membesar sehingga tidak bisa lagi digendong-gendong. nafas mereka menjadi bau. kita tidak bisa memelihara mereka 1-2 tahun, begitu bosan langsung kita buang. bagaimana nanti nasib anjing itu. siapa yang akan memberinya makan. memelihara hewan apapun butuh komitmen sampai hewan itu habis umurnya.

sepertinya rara mengerti.

namun, soal kelinci ini sepertinya tidak bisa ditahan lagi.
sepulang sekolah, dia pulang membawa kabar bahwa seekor kelinci australia harganya Rp 140,000/ekor. rara bertanya pada seorang penjual di stasiun bogor. setiap pulang sekolah, dia melirik-lirik apakah kelinci sasarannya masih ada di sana. rara juga sekarang rajin menabung untuk membeli kelinci itu.

aku janji, bu, kelincinya tidak akan mati...

4 comments:

  1. Memelihara kelinci itu menyenangkan kok... lucu, kalo jalan lompat-lompat, bulunya halus, dan tidak berisik. Makanannya juga tidak mahal. Dulu kelinci kampungku cuma diberi makan kol dan sayur-sayuran lain. Kelinci Australia makan apa ya??? Tapi beli aja deh... (mendukung Rara nih, hehe...^^)

    ReplyDelete
  2. hahaha...dia sekarang lagi berusaha keras mbak mengumpulkan uangnya...

    ReplyDelete
  3. Semoga cepat terbeli... ^^

    ReplyDelete