Monday, August 30, 2010

bicara jujur dan berkata benar

aku hanya tak mampu bicara jujur padamu
aku hanya tak mampu berkata benar
(Kilav by SLANK)
buat laki-laki berbohong tidak sama dan tidak akan pernah sama dengan "tidak mampu bicara jujur" dan "tak mampu berkata benar". entahlah. sepertinya ada komponen dalam otaknya yang mencerna "kebohongan" sebagai sesuatu yang hina. tapi, "tidak mampu bicara jujur dan benar" akan menjadikannya seorang pahlawan. martir.

dan Rara sebagai seorang anak laki-laki yang suatu saat akan menjadi pria dewasa, sepertinya mewarisi sifat itu dalam gennya.

hari kamis kemarin rara terserang demam sepulang dari sekolah. akhirnya aku memutuskan rara tidak ke sekolah pada hari jumatnya. seharian rara di rumah, tiduran dan nonton film. sabtu pagi, meski badannya tidak hangat lagi, rara aku minta tidak berangkat ke sekolah. tapi aku mengajaknya ke mangga dua untuk berbelanja barang-barang dagangan. seharian di mangga dua, rara tidak terlalu banyak mengeluh. buat rara weekend adalah hari yang paling ditunggu, hari dia menerima hadiah karena telah menjadi anak yang pintar selama seminggu.

kekhusyukanku menonton DVD di minggu paginya terusik dengan teriakan rara begitu ia bangun pagi. dia minta digendong ke kamar mandi dengan alasan kakinya tidak bisa digunakan berjalan.

sebagai ibu yang doyan panik, tentu saja...aku panik. aaarggghhhh!!! dengan kaki ditekuk seperti monyet dia berjalan tertatih-tatih. aku kemudian menekan-nekan jariku ke betisnya. mencari tahu bagian mana yang sakit. banyak bagian yang aku tekan ternyata membuat dia frustasi. menangis. merengek. sekarang giliranku yang frustasi.

"begini, dek, menurut ibu kakimu sakit karena seharian kemarin dibawa jalan sepanjang hari. sementara hari sebelumnya kamu tidak banyak bergerak. hanya berbaring sepanjang hari. ditambah lagi, sandal yang kamu pakai kemarin tidak bagus dibawa jalan. maaf dek, kemarin kamu pakai sandal "crocs kw dua", kataku.

apa itu kw dua bu? itu artinya, kamu pakai sandal palsu, yang kualitasnya tidak sama dengan merek asli.

tapi sandal rara kan terbuat dari karet, bu. kata ayah, barang palsu terbuat dari kertas dan daun-daunan. *halah*

tidak lama, diapun meneruskan rengekannya. dengan bibir yang meleot-leot dia bilang, bagaimana aku bisa sekolah, bu, kalau kakinya sakit begini.

nnnnaaaahhhhh...aku menemukan kata kuncinya. kamu malas ke sekolah 'kan, kataku sambil mendelik. hayo ngaku...

ah! ah! ah! si gen yang "tidak mampu berkata benar dan jujur" ini ternyata bekerja sangat cepat. sangat kreatif bahkan!


bukan, bu, kalau kaki rara sakit kan rara tidak bisa jalan dari stasiun ke sekolah, jawabnya.

kamu benar-benar prihatin dengan kakimu atau dengan sekolahmu?, tanyaku yang membuatnya semakin bingung.
dengan kaki rara, jawabnya.
lalu sekolahnya bagaimana, selidikku lagi.
ya sama sekolahnya juga, jawabnya.
kalau kamu khawatir dengan sekolahmu, semestinya rasa sakit di kaki ini tidak perlu menjadi hambatan.
iya, tapi kakinya sakit, dia mulai merengek lagi.
kaki sakit atau kamu malas?, aku mulai mendesak.
kakinya sakit...
kaki sakit atau kamu malas?, ulangku sekali lagi.
...
kaki sakit atau kamu malas?
iya, rara malas.

gotcha!


aku kemudian menjelaskan pada rara bahwa dia telah bersikap tidak jujur. kakinya sakit adalah fakta. tapi menjadikan itu alasan untuk tidak ke sekolah dan menutupi kemalasannya adalah sebuah kebohongan. kalau kakinya sakit, katakan sakit, maka kita akan cari solusi untuk mengatasi rasa sakit itu. dan kalau memang lagi malas ke sekolah, katakan malas, maka kita akan cari solusi untuk mengatasi rasa malas itu.

kejadian seperti ini sudah aku alami beberapa kali. pernah juga ketika aku minta dia memimpin doa tidur, dia bilang suaranya serak dan mungkin Tuhan tidak akan mengerti apa yang dia katakan dalam doanya.

haduh!

No comments:

Post a Comment